Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Remaja Umur 13-15 Tahun di SMPN 7 Medan

Authors

  • Mey Elisa Safitri
  • Nirmalasari Nirmalasari Institut Kesehatan Helvetia Medan

DOI:

https://doi.org/10.58794/jkems.v2i1.616

Keywords:

Stunting, Remaja

Abstract

Abstrak Stunting  adalah keadaan tinggi badan yang tidak sesuai dengan umur anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, yang diawali sejak masa janin hingga 2 tahun pertama kehidupan. Stunting pada remaja merupakan hasil jangka panjang konsumsi asupan makanan yang berkualitas rendah dan dikombinasikan dengan morbiditas, penyakit infeksi, dan masalah lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, status ekonomi orang tua, sumber informasi dengan kejadian stunting. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan statifed random sampling dengan rumus slovin dengan jumlah sampel 86 responden. Analisa yang dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil peneltian didapati responden yang memiliki  pengetahuan kurang sebanyak 28 responden (32,6%), sikap remaja yang negatif sebanyak 40 responden (46,5%), status ekonomi orang tua rendah sebanyak 45 responden (52,3%). Hasil uji chi square diketahui bahwa pada variabel pengetahuan p value = 0,000 (< α 0,05), variabel Sikap p value = 0,000 (< α 0,05), status ekonomi = 0,000 (< α 0,05) dan sumber informasi p value = 0,668 (> α 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, status ekonomi orang tua terhadap kejadian stunting. dan tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan kejadian stunting di SMPN 7 Medan.

References

D. S. Cahayaningsih, Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT. Trans Info Media, 2011.

A. Proverawati and E. K. Wati, Ilmu gizi untuk keperawatan dan gizi kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.

D. C. Rizki, Tumbuh Kembang Bayi, TOddler, Anak dan Usia Remaja. Yogyakarta: Nuha Medika, 2015.

Y. E. Natalia, Kelainan Darah. Yogyakarta: Nuha Medika, 2018.

A. Lamid, “Masalah Kependekan (Stunting) pada Anak Balita: Analisis Prospek Penanggulangannya di Indonesia.” Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2015.

A. M. Rochmah, “Faktor faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah PuskesmasWonosari I,” 2017.

E. D. Olsa, “Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu Terhadap Kejadian Stunting pada Anak Baru Masuk Sekolah Dasar di Kecamanatan Nanggalo,” J. Kesehat. Andalas, vol. 6, no. 3, 2018, doi: 10.25077/jka.v6i3.733.

World Health Organization, “Prevalence of Stunting,” 2013.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Medan, “Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013,” Medan, 2013. doi: 10.1161/01.CIR.0000051865.66123.B7.

K. Ni’mah and S. R. Nadhiroh, “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita,” Media Gizi Indones., vol. 10, no. 1, pp. 13–19, 2016.

W. Hapsari, “Hubungan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan Ibu tentang Gizi, Tinggi Badan Orang Tua dan Tingkat Pendidikan Ayah dengan Kejadian Stunting Pada Anak Umur 12-59 Bulan,” 2018.

B. Setiawan, “Peranan ASI dan MP-ASI terhadapTumbuh Kembang Anak Dan Pengaruh Stunting terhadap Mortalita,” Disajikan dalam Seminar Nasional, 2011.

I. C. Dewi, “Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Persepsi Ibu dengan Persepsi Kecukupan Gizi Balita (Studi di Posyandu Delima Desa Tiron Kabupaten Kediri),” 2016.

N. Siahaan, “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Tiram, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara Tahun 2013,” J. Gizi, Kesehat. Reproduksi, dan Epidemiol., vol. 1, no. 1, 2014.

S. Notoatmodjo, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan V. Jakarta: Rineka Cipta, 2016.

Downloads

Published

2024-02-04

Issue

Section

Articles