https://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/issue/feedJFARM - Jurnal Farmasi2025-08-27T13:36:46+00:00apt, Wahyu Margi Sidoretno M.Farmjurnaljfarm@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>JFARM - Jurnal Farmasi</strong> diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan<strong> Januari</strong> dan<strong> Juli</strong> oleh Yayasan Rahmatan Fiddunya Wal Akhirah dalam membantu para akademisi, peneliti dan praktisi untuk menyebarkan hasil penelitiannya. Tujuan Jurnal Farmasi adalah sebagai sarana untuk menerbitkan makalah/artikel dalam bidang Farmasi.</p> <p> </p>https://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/1652Uji Aktivitas Tonikum Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit Jantan (Mus Musculus) Dengan Metode Natatory Exhaustion2025-08-22T16:20:01+00:00Imron Wahyu hidayatimronwh@unimma.ac.id<p><strong><em>Abstrak</em></strong></p> <p><em>Salah satu penyakit yang memanfaatkan pengobatan berbasis tanaman adalah peradangan atau inflamasi. Tanaman obat yang digunakan adalah buah alpukat (Persea americana Mill.) yang mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, dan saponin. Flavonoid pada alpukat berkhasiat sebagai agen antiinflamasi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan data kualitatif dan kuantitatif kandungan flavonoid pada ekstrak daging buah alpukat serta data ilmiah terkait aktivitas antiinflamasi ekstrak tersebut pada mencit putih yang diinduksi putih telur 5%. Identifikasi kualitatif dilakukan dengan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dan kuantitatif dengan spektrofotometer UV-vis. Pengujian aktivitas antiinflamasi menggunakan 30 mencit dengan 6 kelompok perlakuan, kontrol normal, kontrol positif (Na.diklofenak), kontrol negatif (CMC Na 0,5%), dan tiga kelompok ekstrak dosis 150 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol buah alpukat (Persea americana Mill.) positif mengandung senyawa flavonoid dengan kadar flavonoid total 1,68%. Aksi antiinflamasi ekstrak etanol buah alpukat (Persea americana Mill.) pada dosis 150 mg/KgBB, 300 mg/KgBB, dan 600 mg/KgBB menekan volume udem mencit yang diinduksi putih telur 5%, dengan nilai AUC berturut โ turut sebesar 55,08; 54,51; dan 48,51.</em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><strong><em>:</em></strong><em> udem, flavonoid, inflamasi</em></p> <p><strong><em>Abstract</em></strong></p> <p><em> One of the diseases that utilize plant-based treatments is inflammation. The medicinal plant used is avocado (Persea americana Mill.) which contains flavonoids, tannins, alkaloids, and saponins. Flavonoids in avocados are effective as anti-inflammatory agents. This study aims to obtain qualitative and quantitative data on flavonoid content in avocado fruit flesh extract as well as scientific data related to the anti-inflammatory activity of the extract in white mice induced by 5% egg white. Qualitative identification was carried out using TLC (Thin Layer Chromatography) and quantitatively using a UV-vis spectrophotometer. Anti-inflammatory activity testing used 30 mice with 6 treatment groups, normal control, positive control (Na.diclofenac), negative control (CMC Na 0.5%), and three groups of extract doses of 150 mg/kgBW, 300 mg/kgBW, and 600 mg/kgBW. The results showed that the ethanol extract of avocado (Persea americana Mill.) positively contained flavonoid compounds with a total flavonoid content of 1.68%. The anti-inflammatory action of ethanol extract of avocado fruit (Persea americana Mill.) at doses of 150 mg/KgBW, 300 mg/KgBW, and 600 mg/KgBW suppressed the volume of edema in mice induced by 5% egg white, with AUC values โโof 55.08; 54.51; and 48.51, respectively</em></p>2025-10-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/1355Potensi Aktivitas Antibakteri antara Ekstrak dan Fraksi Kulit Jeruk terhadap Ulkus Diabetis2025-03-11T03:51:30+00:00Farren Farrenfarren1.lie@gmail.com<p><em>Ulkus diabetik, sebagai komplikasi kronis diabetes melitus, terjadi akibat kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka panjang dan ditandai dengan luka pada kaki yang rentan infeksi. Staphylococcus aureus sering ditemukan sebagai bakteri penyebab infeksi pada luka tersebut. Resistensi antibiotik telah menjadi tantangan serius dalam pengobatan, sehingga alternatif seperti kulit jeruk (Citrus sinensis (L.) Osbeck) diteliti karena kandungan metabolitnya yang berpotensi antibakteri. Penelitian ini dirancang secara eksperimental dengan pendekatan Posttest Only Control Group Design. Kulit jeruk diproses melalui sortasi, pengeringan, ekstraksi menggunakan etanol 96%, dan fraksinasi dengan etil asetat. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode cakram terhadap Staphylococcus aureus, menggunakan ekstrak etanol dan fraksi etil asetat. DMSO dan mupirocin digunakan sebagai kontrol negatif dan positif, dengan konsentrasi 25%, 50%, dan 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol memiliki aktivitas antibakteri, dengan konsentrasi 75% menghasilkan zona hambat terbesar (13,56 mm), termasuk kategori sedang. Namun, fraksi etil asetat tidak menunjukkan aktivitas antibakteri pada semua konsentrasi, diduga karena rendahnya kadar metabolit semipolar yang dapat diekstraksi. Faktor lingkungan seperti sinar UV, kelembapan, dan suhu tinggi selama pengeringan juga diduga memengaruhi kadar metabolit. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit jeruk lebih efektif dibandingkan fraksi etil asetat dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. </em></p> <p><strong><em>Kata kunci</em></strong><strong><em>:</em></strong><em> Ekstrak Etanol, Fraksi Etil Asetat, Staphylococcus aureus, Ulkus Diabetes</em></p>2025-10-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/1532Potensi Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Terhadap Jamur Candida albicans Penyebab Keputihan2025-08-10T07:11:19+00:00asiska permata dewiasiska.permata@univrab.ac.id<p><em>Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) is a plant of the Zingiberacea family. Temulawak is known as a traditional medicine in treating diseases such as antimicrobial, anticancer, digestive disorders and others. This study aims to determine the secondary metabolite compounds and antifungal activity of temulawak ethanol extract against Candida albicans fungus. The method used in the identification of secondary metabolite compounds is using color reagents and disc diffusion methods for antifungal activity tests. The results of the study showed that temulawak extract contains flavonoids and tannins. In the antifungal activity test with extract concentrations of 20%, 40%, 60% and 80%, the average diameter of the inhibition zone was 8.4 mm; 8.5 mm; 8.5 mm and 8.6 mm. In the positive control of nystatin, an inhibition zone of 31.4 mm was obtained and 6 mm in DMSO as a negative control. Based on the results of the study, the ethanol extract of temulawak has currently activity in inhibiting the growth of candida albicans.</em></p>2025-10-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/1330Efektivitas Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana Mill.) Dalam Penurunan Hiperurisemia Pada Mencit (Mus musculus L.)2025-03-11T03:50:24+00:00sylvia winatawinataa2468@gmail.com<p>Hiperurisemia adalah kondisi degeneratif akibat peningkatan kadar asam urat darah dari metabolisme purin, sering terjadi pada lansia. Biji alpukat <em>(Persea americana Mill.)</em> mengandung flavonoid dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dapat menghambat oksidasi xantin. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas ekstraknya dalam menurunkan kadar asam urat pada mencit jantan yang diinduksi kalium bromat. Mencit dibagi enam kelompok: kontrol negatif (Na CMC 0,5%), kontrol positif (allopurinol 10 mg/kg BB), tiga kelompok perlakuan (ekstrak biji alpukat 120, 150, dan 180 mg/kg BB), serta kelompok normal. Kadar asam urat diukur selama tujuh hari menggunakan uji ANOVA satu arah dan uji BNT metode LSD. Hasil menunjukkan dosis 120-180 mg/kg BB efektif menurunkan kadar asam urat, dengan dosis optimal 150 mg/kg BB yang menurunkan hiperurisemia sebesar 37,3% (p = 0,118).</p>2025-10-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/1324Uji Efek Protektif Jus Buah Tomat (Solanum Lycopersicum L.) Terhadap Fungsi Ginjal Tikus Yang Diinduksi Parasetamol 2025-03-11T03:49:53+00:00Angelia vegainiangeliaaveg@gmail.com<p>Parasetamol dosis berlebih dapat menyebabkan nefrotoksisitas akibat akumulasi NAPQI dan stres oksidatif, yang merusak tubulus proksimal ginjal. Tomat (<em>Solanum lycopersicum L</em>.), kaya akan likopen berpotensi mencegah kerusakan ini melalui aktivitas antioksidannya. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi efek protektif jus tomat terhadap fungsi ginjal tikus yang diinduksi parasetamol toksik, Penelitian eksperimental ini menggunakan desain <em>posttest-only control group</em> dengan 25 tikus putih (Rattus norvegicus) yang dibagi menjadi 5 kelompok: kontrol positif, kontrol negatif, dan tiga kelompok perlakuan. Tikus diinduksi parasetamol dosis toksik, sementara kelompok perlakuan diberi jus tomat. Evaluasi dilakukan melalui pengukuran kreatinin plasma dan analisis histopatologi ginjal. Hasil penelitian menunjukkan parasetamol dosis toksik (250 mg/kgBB) meningkatkan kadar kreatinin dan bobot relatif ginjal, menandakan kerusakan ginjal akut. Pemberian jus tomat dosis tinggi (800 mg/kgBB) paling efektif menurunkan kadar kreatinin dan melindungi jaringan ginjal dibandingkan dosis lebih rendah. Kandungan antioksidan seperti likopen, vitamin A, dan C dalam jus tomat berperan menetralisir radikal bebas, mengurangi peradangan, dan mencegah kerusakan ginjal akibat stres oksidatif. Pemberian parasetamol 250 mg/kgBB menyebabkan kerusakan ginjal, ditandai peningkatan kreatinin dan berat relatif ginjal. Jus tomat dosis 800 mg/kgBB memberikan efek protektif terbaik, menurunkan kadar kreatinin mendekati kontrol positif. Hasil ini menunjukkan potensi jus tomat sebagai agen protektif terhadap kerusakan ginjal akibat parasetamol<em>.</em></p>2025-10-14T00:00:00+00:00Copyright (c) 2025 JFARM - Jurnal Farmasi