https://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/issue/feedJFARM - Jurnal Farmasi2023-07-23T10:31:19+00:00Wahyu Margi Sidoretnojurnaljfarm@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>JFARM - Jurnal Farmasi</strong> diterbitkan 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan<strong> Januari</strong> dan<strong> Juli</strong> oleh Yayasan Rahmatan Fiddunya Wal Akhirah dalam membantu para akademisi, peneliti dan praktisi untuk menyebarkan hasil penelitiannya. Tujuan Jurnal Farmasi adalah sebagai sarana untuk menerbitkan makalah/artikel dalam bidang Farmasi.</p> <p> </p>https://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/491Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Daun Matoa (Pometia Pinnata J.R & G. Forst) terhadap Staphylococcus Aureus 2023-07-23T10:31:19+00:00Sri Zerita Azlinsrizeritazlin@gmail.comWahyu Margi Sidoretnowahyu.margi@univrab.ac.idAsiska Permata Dewi3asiskapermatadewi@univrab.ac.id<p><em>Matoa merupakan salah satu tanaman lokal yang sangat potensial. Daun matoa mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid dan tanin yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas anti bakteri fraksi etil asetat daun matoa (Pometia pinnata J.R & G. Forst) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan adalah difusi agar dengan media MHA (Muller Hinton Agar) dan menggunakan Ciprofloxacin sebagai kontrol positif. Parameter yang diukur adalah zona bening yang terbentuk pada konsentrasi sampel 10%, 20%, dan 30% dengan tiga kali pengulangan. Hasil aktivitas antibakteri masing-masing diperoleh sebesar 8,39 mm, 10,64 mm, 12,00 mm dan konsentrasi kontrol positif ciprofloxacin diperoleh zona hambat 23,46 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun matoa dapat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus</em></p>2023-07-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/488 Ramuan Tradisional Pasca Melahirkan Suku Madura di Wilayah Kabupaten Pamekasan2023-07-22T17:59:27+00:00Rizky Alya Astarizky.alya.asta-2020@ff.unair.ac.idKarisma Nor Azizahkarisma.nor.azizah-2020@ff.unair.ac.idRahmat Arifiantorahmat.arifianto-2020@ff.unair.ac.idYusniar Dwi Fa’jriyusniar.dwi.fajri-2020@ff.unair.ac.idClairine Angeliaclairine.angelia-2020@ff.unair.ac.idRachel Natalierachel.natalie-2020@ff.unair.ac.idDita Salsabila Choirondita.salsabila.choiron-2020@ff.unair.ac.idHasna Kurnia Dewihasna.kurnia.dewi-2020@ff.unair.ac.idQalby Malalesa Yaumil Aqalby.malalesa.yaumil-2020@ff.unair.ac.id, Zahra Penta Apsari GZahra.penta.apsari-2020@ff.unair.ac.idFatimah Ahla Najlaafatimah.ahla.najlaa-2020@ff.unair.ac.id<p><em>Kabupaten Pamekasan berada di Pulau Madura dengan mayoritas penduduk beretnis Madura dan masih memegang tradisi budaya turun-temurun terkait penggunaan ramuan tradisional pasca melahirkan.Metode penelitian dilakukan dengan mencari informasi melalui survei dan deskriptif kualitatif melalui kombinasi antara etnografi dan snowball sampling. Hasil wawancara dari 6 orang reseponden diperoleh 16 jenis tumbuhan obat. Cara pengolahan tumbuhan obat oleh responden yaitu bagian tanaman segar direbus untuk dibuat sebagai jamu. Family Importance Value (FIV) diperoleh dari yang tertinggi yaitu Zingiberaceae (100%), Caricaceae (33,3%), Meluaceae (33,3%), Mimosoideae (16,6%), Piperaceae (16,6%), Lauraceae (16,6%), Myrtaceae (16,6%), Oxalidaceae (16,6%), Rubiceae (16,6%). dan RFC tertinggi dimiliki temulawak (Curcuma zanthorrhiza) dan kunyit (Curcuma longa L.). Hasil penelitian disimpulkan ditemukan praktik etnomedisin penggunaan ramuan tradisional pasca melahirkan yang berkhasiat sebagai pelancar ASI, pelancar darah nifas, serta anti pegal dan nyeri perut.</em></p>2023-07-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/490Penetapan Kadar Amilosa Pada Mi Sagu Secara Spektrofotometri Uv-Vis2023-07-23T10:06:00+00:00Rahmadhani Chanchanrahmadhani@gmail.comWahyu Margi Sidoretnowahyu.margi@univrab.ac.idRini Lestaririnilestari@univrab.ac.id<p><em>Sagu merupakan bahan pangan yang cukup potensial sebagai sumber karbohidrat karena hampir seluruhnya berupa pati. Pati memiliki dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer glukosa berbentuk linier (lurus), yang dihubungkan oleh ikatan α-1,4-glikosidik. Kadar amilosa dapat dilihat pada pengolahan sagu, contohnya pada mi sagu. Kadar amilosa tersebut menentukan rasa dan mutu mi sagu yang dihasilkan dan menentukan sifat fisik lainnya. Kandungan amilosa dalam bahan pangan dapat ditentukan berdasarkan pada kemampuannya untuk bereaksi dengan senyawa iodin menghasilkan kompleks berwarna biru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar amilosa pada mi sagu dengan menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Panjang gelombang maksimum standar amilosa 645 nm. Persamaan regresi linier yaitu y = 0,0246x + 0,0146 dan koefisien korelasi (r) sebesar 0,9984. Kadar amilosa pada mi sagu dengan 3 kali pengulangan adalah 4,25%.</em></p>2023-07-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/489Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Matoa (Pommetia Pinnata J.r & g . Forst) Terhadap Escherichia Coli2023-07-23T09:46:02+00:00Maya Maimunamaya.maimuna@student.univrab.ac.idWahyu Margi Sidoretnowahyumargisidoretno@univrab.ac.idIsna Wardianatiisnawardianati@univrab.ac.id<p><em>Matoa merupakan tanaman yang berasal dari papua tersebar luas diseluruh indonesi. Secara tradisional air rebusan daun matoa dapat digunakan untuk mengobati disentri. Daun matoa mengandung metabolit sekunder flavonoid dan tanin yang dapat memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas fraksi etil asetat daun matoa ( Pometia pinata J.R & G. Forst) terhadap pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Metode yang digunakan difusi agar pada media MHA (Muller Hinton Agar) dan menggunakan Ciprofloxacin sebagai kontrol positif. Parameter yang diukur adalah zona bening yang terbentuk pada konsentrasi 10%, 20%, dan 30% dengan tiga kali pengulangan. Hasil aktivitas antibakteri masing-masing diperoleh sebesar 8,28 mm, 10,33 mm, 12,15 mm dan ciprofloxacin 27,05 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun matoa dapat memiliki aktivitas antibakteri terhadap Eschericia coli.</em></p> <p><em> </em></p>2023-07-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 JFARM - Jurnal Farmasihttps://rumahjurnal.or.id/index.php/jfarm/article/view/434Analisa Kandungan Hidrokuinon Pada Krim Pemutih Wajah yang Beredar di Pasar Kodim Kota Pekanbaru Dengan Metode Spektrofotometer Uv-Vis 2023-06-11T09:15:24+00:00Vonny Kurnia Utamavonny.utama@univrab.ac.idM. Ainur Rifqim.ainur20@student.univrab.ac.idDiva Andini Putridiva.andini21@student.univrab.ac.id<p>Whitening cream is a type of cosmetic that incorporates active substances aimed at inhibiting the formation of melanin, thus promoting lighter skin color. Hydroquinone is a frequently utilized active compound in whitening creams, despite its potential to cause skin cancer when excessively used. The objective of this study was to determine the concentration of hydroquinone in facial whitening creams available in the Kodim Market of Pekanbaru City using the Uv-Vis Spectrophotometry method. Through spectrophotometric analysis, the following hydroquinone concentrations were obtained for the samples: sample A (3,409 ppm), sample B (4,774 ppm), sample C (3,250 ppm), sample D (7,132 ppm), and sample E (3,980 ppm). The corresponding percentages of hydroquinone content in each sample were calculated as follows: sample A (0.6818%), sample B (0.9548%), sample C (0.65%), sample D (1.4264%), and sample E (0.796%). These findings indicate that all five facial whitening creams tested contain hydroquinone.</p>2023-07-06T00:00:00+00:00Copyright (c) 2023 JFARM - Jurnal Farmasi