Puding Daun Kelor Sebagai Alternatif Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Pada Anak Untuk Pencegahan Stunting

Authors

  • Dendy Kharisna Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
  • Angga Arfina Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
  • Rizka Febtrina Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
  • Sri Yanti Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
  • Chatrin Natalia Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
  • Delviana Safitri Institut Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru

DOI:

https://doi.org/10.58794/jdt.v4i1.739

Keywords:

Makanan Tambahan, Daun Kelor, Stunting, PMT

Abstract

Masih tingginya angka kejadian stunting menjadi permasalahan tersendiri yang harus diselesaikan di tengah masayrakat. Anak dengan gizi yang kurang akan mengalami berbagai bentuk gangguan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengatasi dan mengurangi angka kejadian stunting pada anak. Di Kelurahan Tangkerang Selatan Kota Pekanbaru tercatat masih ditemukannya kasus stunting. Salah upaya yang dilakukan yaitu dengan pemanfaatan daun kelor yang banyak ditemukan di masyarakat sebagai alternatif pemberian makanan tambahan (PMT) pada anak. Kegiatan pengabdian ini dilakukan di RW  1 Kelurahan Tangkerang Selatan yang melibatkan 14 orang peserta yang terdiri dari ibu-ibu dengan anak balita. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terbagi atas dua bentuk, yaitu pemberian edukasi tentang pemanfaatan daun kelor sebagai makanan tambahan alternatif bagi anak untuk mencegah stujnting dan demonstrasi tentang cara pembuatan puding daun kelor. Sebelum dan sesuah diberikan edukasi seluruh peserta diminta untuk mengisi kuesioner untuk menilai tingkat pengetahuan peserta terkait materi yang diberikan. Hasil dari kegiatan ini didapatkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan peserta dimana sebelum diberikan edukasi, peserta dengan tingkat pengatahuan yang baik hanya 57,1% dan bahkan ditemukan 27,8% peserta dengan pengetahuan yang kurang baik. Akan tetapi setelah diberikan edukasi, tingkat pengetahuan yang baik meningkat signifikan menjadi 92,8% dan tidak ada peserta dengan tingkat pengetahuan yang kurang baik. Selama pelaksanaan kegiatan, peserta tampak antusias dan mengikuti kegiatan dengan baik.

References

J. L. Leroy and E. A. Frongillo, “Perspective: What Does Stunting Really Mean? A Critical Review of the Evidence,” Adv. Nutr., vol. 10, no. 2, pp. 196–204, 2019, doi: 10.1093/advances/nmy101.

R. Roediger, D. T. Hendrixson, and M. J. Manary, “A roadmap to reduce stunting,” vol. 112, pp. 0–3, 2020.

K. K. R. Indonesia, “Penurunan Prevalensi Stunting tahun 2021 sebagai Modal Menuju Generasi Emas Indonesia 2045,” 2021.

D. K. P. Riau, “PROFIL KESEHATAN,” 2019.

T. Beal, T. Alison, A. Sutrisna, D. Izwardy, and M. Neufeld, L., “A review of child stunting determinants in Indonesia,” wiley Matern. Child Nutr., 2018.

B. Syiddatul, P. Nunik, and F. Andikawati, “EDUKASI TENTANG STUNTING DAN PEMANFAATAN PUDING DAUN KELOR DALAM MENCEGAH STUNTING,” J. Kreat. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 5, no. 8.5.2017, pp. 2003–2005, 2022, doi: https://doi.org/10.33024/jkpm.v5i10.6896.

J. A. S Letlora, J. Sineke, and dan Rudolf Boyke Purba Poltekkes Kemenkes Manado Jurusan Gizi, “Penanggulangan Masalah Stunting Balita Melalui Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Puding Kelor Di Desa Kutogirang,” Jurnal.Unsil.Ac.Id, vol. 12, no. 2, 2020.

P. E. Septiani, “Edukasi Pada Ibu Balita Tentang Pemanfaatan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Sebagai Kudapan untuk Pencegahan Stunting,” Din. J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 3, no. 1, pp. 105–111, 2019.

T. B. Rahayu, Y. Anna, and W. Nurindahsari, “Peningkatan Status Gizi Balita Melalui Pemberian Daun Kelor (Moringa Oleifera),” J. Kesehat. Madani Med., vol. 9, no. 2, pp. 87–91, 2018, doi: 10.36569/jmm.v9i2.14.

N. Noviani, “Edukasi Pemanfaatan Daun Kelor Menjadi Olahan Produk Pangan Untuk Menambah Nutrisi,” Amaliah J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 5, no. 1, pp. 60–64, 2021, doi: 10.32696/ajpkm.v5i1.695.

A. Murdiono, R. Salsabila, and W. Q. A’yuna, “Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Produk Umkm Di Desa Tenggiring, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan,” J. Graha Pengabdi., vol. 4, no. 2, p. 142, 2022, doi: 10.17977/um078v4i22022p142-153.

M. Rikandi, A. Lamona, and W. K. Sari, “Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Upaya Pencegahan Kejadian Stunting Pada Anak Usia Pra Sekolah Di Tk ‘Aisyiyah 6 Padang,” GEMASSIKA J. Pengabdi. Kpd. Masy., vol. 6, no. 1, p. 47, 2022, doi: 10.30787/gemassika.v6i1.781.

A. Asmawati, M. Marianah, S. Ihromi, D. A. Sari, and N. Nurhayati, “Edukasi Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Alternatif Pencegahan Gizi Buruk Dan Stunting Pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Di Desa Selat Kabupaten Lombok Barat,” JMM (Jurnal Masy. Mandiri), vol. 6, no. 2, p. 1402, 2022, doi: 10.31764/jmm.v6i2.7269.

E. Santi et al., “Pelatihan Pembuatan Bubur dan Pudding dengan Daun Kelor sebagai Menu Sehat bagi Balita Stunting,” J. Pengabdi. Kpd. Masy. Nusant., vol. 5, no. 1, pp. 318–324, 2024, doi: 10.55338/jpkmn.v5i1.2378.

Z. Irwan, “Kandungan Zat Gizi Daun Kelor (Moringa Oleifera) Berdasarkan Metode Pengeringan,” J. Kesehat. Manarang, vol. 6, no. 1, pp. 66–77, 2020, [Online]. Available: http://jurnal.poltekkesmamuju.ac.id/index.php/m

N. Sriyanah, Syaiful, S. Efendi, Harmawati, M. Z. Malik, and I. K. Wijaya, “Edukasi Pemanfaatan Daun Kelor Dalam Pencegahan Stunting Di Desa Alarrae Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros,” Psnpkm, vol. 2, no. April, pp. 24–27, 2022.

M. A. Marasabessy, “Sosialisasi Dan Pelatihan Pembuatan Puding Berbasis,” vol. 1, pp. 146–149, 2023.

D. Loba, “Pelatihan pembuatan puding daun kelor untuk asupan pemenuhan gizi ibu dan anak Desa Rabeka Kecamatan Amaarasi Timur Kabupaten Kupang NTT,” J. Pengabdi. Masy. Desa, vol. 1, no. 1, pp. 1–7, 2020.

Downloads

Published

2024-06-24

Issue

Section

Articles