Penerapan Teknologi Tepat Guna Pakan Ayam Otomatis Untuk Efesiensi Waktu Di Ud. Berkah
DOI:
https://doi.org/10.58794/jdt.v1i2.430Keywords:
Teknologi Tepat Guna, Pakan Ayam, Ud.BerkahAbstract
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru menyatakan potensi usaha peternakan ayam di ibu kota Provinsi Riau tersebut masih terbuka lebar. Saat ini konsumsi daging ayam Pekanbaru mencapai 10 ton per hari. Sementara peternak lokal hanya mampu memasok kurang dari 50 persen. Untuk itu, potensi bisnis peternakan ayam masih sangat terbuka lebar yang harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Lubuk sakat dan sungai pagar letaknya jauh dari pemukiman warga, sehingga mayoritas penduduk merupakan peternak ayam. Namun karena latar belakang pendidikan penduduk tamatan Sekolah dasar 23 % dan SMA 25 %, umumnya peternak ayam di lubuk sakat dan sungai pagar menjalankan usaha ternak secara konvensional. Sehingga diperlukan kegiatan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat, karena masyarakat peternak ayam merupakan salah satu penopang ketahanan pangan dalam sektor peternakan. Hal ini medukung proses hilirisasi produk penelitian dosen dan mahasiswa Intitut Bisnis dan teknologi Pelita Indonesia, dari hasil survei dan observasi didapati kebutuhan TTG untuk meningkatkan produksi dari peternak pada daerah desa lubuk sakat dan sungai pagar. Mitra pada kegiatan Pengabdian Program Penerapan Teknologi Tepat Guna (PPTG) adalah peternak Yuli Astuti yang terletak di Lubuk Sakat, dan peternak Agustrisno di Sungai Pagar. Kedua peternak tersebut merupakan peternak ayam broiler yang masih mengunakan peralatan sederhana dan minim teknologi dalam pemberian pakan ayam. Justifikasi pengusul bersama mitra dalam menentukan persoalan prioritas dalam kegiatan ini adalah : 1) Pemberian pakan ternak ayam masih secara manual dengan cara mengambil pakan ayam di dalam baskom dengan menggunakan gayung/ember kemudian diletakkan dalam tempat makan ayam. 2) Beberapa produk pakan ayam otomatis yang ditemukan di internet menggunakan kapasitas listrik yang tinggi, sementara listrik yang digunakan pada usaha ternak ibu Yuli Astusi dan bapak Agustrisno berkapasitas rendah. 3 ) Kandang ayam ibu Yuli Astuti dan bapak Agustrisno belum terpisah antara ayam yang berusia kecil dari 20 hari dan besar dari 20 hari, sementara kapasitas pemberian pakan ayam tersebut berbeda, sehingga mempengaruhi kualitas hasil panen ayam. Solusi dari permaslahan tersebut : 1) Perlu alat pemberian pakan ayam otomatis, untuk menghemat tenaga dan waktu, 2) Perlu alat pemberian pakan ayam otomatis dengan kapasitas listrik yang kecil, 3 ) Perlu alat pemberian pakan ayam otomatis sesuai dengan jumlah dan umur ternak ayam.
References
B. A. B. Ii, L. Dan, G. Desa, and S. Pagar, “Muhdir, Kepala Desa Sungai Pagar, Wawancara, Sungai Pagar, 25 Juli 2016. 12,” pp. 12–35, 2007.
R. Noratama and D. Setiawan, “PROTOTIPE PAKAN AYAMOTOMATIS MENGGUNAKAN METODE,” vol. 2, no. 1, 2018.
R. Syafitri, D. Budiman, and Y. Sudarsa, “Sistem Pemberi Pakan Ayam Broiler Otomatis Berbasis Internet of Things,” 2018.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JDISTIRA provides open access to anyone, ensuring that the information and findings in the article are useful to everyone. This journal article's entire contents can be accessed and downloaded for free. In accordance with the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JDISTIRA is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0